More

    Dosen UNM Gantung Diri dan Menggegerkan Makassar Mahasiswa Kenang Sosoknya yang Ramah

    Must Read
    Adhi Saputra
    Adhi Saputrahttps://www.medionesa.com
    Hobi sepakbola dan rutin mengikuti berita olahraga juga mendalami dunia teknologi dan isu-isu nasional terbaru. Temukan di sini tulisan artikel saya selengkapnya.

    Warga Makassar dikejutkan oleh peristiwa tragis yang terjadi di area depan kampus Poltekkes Makassar, di mana seorang pria ditemukan tewas tergantung di pohon. Setelah dilakukan identifikasi, korban diketahui merupakan seorang dosen UNM gantung diri yang selama ini dikenal sebagai pribadi tenang dan ramah di lingkungan kampus. Kejadian ini sontak mengundang duka mendalam, terutama dari kalangan mahasiswa dan rekan sejawatnya.

    Tragedi ini menyisakan banyak tanda tanya di tengah masyarakat. Pasalnya, korban yang diketahui bernama Rasyid (bukan nama sebenarnya), selama ini tak pernah menunjukkan tanda-tanda mengalami tekanan berat atau masalah serius. Banyak mahasiswa yang menyampaikan kesaksiannya di media sosial, mengenang dosen yang dikenal murah senyum dan bersahabat itu. Artikel ini akan mengulas secara lengkap kronologi kejadian, penyebab gantung diri yang masih misterius, serta refleksi dari lingkungan kampus terhadap kejadian memilukan ini.

    Kronologi Dosen UNM yang Ditemukan Gantung Diri di Pohon Kampus

    Peristiwa ini terjadi pada Kamis pagi, 11 Juli 2025. Seorang warga yang melintas lebih awal melihat tubuh tergantung di salah satu pohon depan kampus Poltekkes Makassar. Kejadian itu langsung dilaporkan ke pihak kepolisian dan dalam waktu singkat, lokasi pun dipasangi garis polisi untuk kepentingan penyelidikan.

    Temuan Awal Polisi di Lokasi Kejadian

    Polisi mengonfirmasi bahwa jasad ditemukan dalam posisi tergantung dengan tali nilon di leher. Korban menggunakan pakaian kasual dan tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan lain di tubuhnya. Motif dosen UNM gantung diri belum dapat disimpulkan, dan polisi masih menunggu hasil autopsi serta memeriksa barang-barang pribadi korban seperti ponsel dan catatan yang ditemukan di dekat lokasi.

    Dosen tersebut diketahui mengajar di salah satu fakultas eksakta dan telah mengabdi di Universitas Negeri Makassar selama lebih dari 10 tahun. Menurut keterangan awal dari rekan kerjanya, korban tidak pernah terlibat konflik terbuka atau menunjukkan perubahan perilaku signifikan sebelum kejadian tragis itu.

    Baca juga:  Pejabat Bandung Terjerat Kasus Korupsi Dana Hibah Pramuka Kota Bandung yang Mencapai Rp6 5 Miliar

    Kesaksian Mahasiswa dan Rekan Kerja

    Mahasiswa yang pernah diajar oleh almarhum memberikan testimoni bahwa ia adalah sosok dosen yang penyayang, selalu terbuka terhadap konsultasi, dan aktif dalam kegiatan akademik. Banyak dari mereka mengungkapkan keterkejutannya di media sosial, menyertakan foto kenangan dan kalimat doa.

    Salah satu rekan dosen bahkan menyebut bahwa sehari sebelumnya, almarhum masih terlihat menghadiri rapat senat fakultas dan tidak menunjukkan tanda-tanda depresi atau tekanan emosional. Semua ini makin memperbesar misteri di balik penyebab gantung diri tersebut.

    Motif dan Penyebab Gantung Diri Masih Jadi Misteri

    Hingga kini, motif dosen UNM gantung diri masih belum bisa dipastikan. Polisi masih mendalami berbagai kemungkinan, termasuk faktor tekanan pekerjaan, masalah keluarga, hingga dugaan masalah kesehatan mental yang tidak terdeteksi sebelumnya.

    Analisa Awal Dugaan Psikologis dan Sosial

    Beberapa psikolog yang dimintai keterangan menyebut bahwa tidak semua orang yang mengalami depresi akan menunjukkan gejala yang terlihat jelas. Seringkali, mereka justru tampil normal, ceria, dan tetap produktif, tetapi menyimpan beban mental yang dalam.

    Dalam kasus ini, belum ada bukti yang mengarah pada gangguan mental spesifik. Namun, pihak universitas juga berinisiatif menggelar konseling terbuka dan hotline psikologis untuk mahasiswa dan dosen sebagai upaya preventif di masa mendatang.

    Penelusuran Riwayat Pribadi dan Keluarga

    Pihak berwenang dan keluarga kini tengah menelusuri catatan medis dan riwayat sosial korban. Dari informasi yang dihimpun, korban dikenal tidak memiliki konflik serius dalam keluarga. Bahkan, menurut adiknya, korban selalu menjadi panutan dan penasehat bagi keluarga besar.

    Namun begitu, muncul spekulasi dari sebagian kalangan bahwa korban mungkin memendam beban profesional atau pribadi yang tidak diungkapkan. Semua kemungkinan ini masih menjadi bagian dari penyelidikan.

    Baca juga:  Ales Gancang Palembang Viral karena Live Instagram Asusila dan Ditangkap Polisi

    Reaksi Universitas Negeri Makassar Terhadap Kejadian Tragis Ini

    Rektorat Universitas Negeri Makassar langsung mengeluarkan pernyataan duka mendalam atas kepergian almarhum. Selain itu, pihak kampus juga memberikan dukungan penuh terhadap proses hukum dan penyelidikan yang dilakukan pihak kepolisian.

    Ungkapan Belasungkawa dan Evaluasi Internal

    Dalam rilis resminya, UNM menyatakan bahwa almarhum merupakan aset berharga bagi dunia pendidikan dan kampus merasa sangat kehilangan. Kampus juga mengibarkan bendera setengah tiang selama tiga hari sebagai simbol belasungkawa.

    Lebih dari itu, UNM juga akan mengevaluasi sistem dukungan psikososial di internal kampus, terutama untuk dosen dan tenaga pendidik yang memiliki beban kerja tinggi. Mereka menilai kejadian ini menjadi alarm bagi pentingnya perhatian pada kesejahteraan mental sivitas akademika.

    Pembentukan Tim Khusus dan Dukungan Psikologis

    UNM membentuk tim khusus untuk melakukan investigasi internal, serta menyiapkan tim psikolog untuk mendampingi mahasiswa dan dosen yang merasa terguncang secara emosional. Fakultas tempat almarhum mengajar juga menggelar doa bersama dan penghormatan simbolis.

    Refleksi Lebih Luas Soal Kesehatan Mental di Kalangan Akademisi

    Kasus ini tidak hanya menyisakan duka, tetapi juga membuka ruang diskusi lebih luas mengenai kesehatan mental, terutama di lingkungan akademik. Tekanan untuk terus produktif, ekspektasi tinggi, dan kurangnya ruang curhat bisa menjadi pemicu stres berkepanjangan.

    Pentingnya Ruang Aman dan Dukungan Emosional

    Banyak akademisi merasa ragu untuk terbuka soal masalah pribadi karena khawatir dianggap lemah atau tidak profesional. Oleh karena itu, penting bagi institusi pendidikan untuk menyediakan ruang aman dan mendukung setiap individu yang merasa lelah secara mental.

    Berbagai perguruan tinggi di luar negeri sudah mulai menerapkan kebijakan mental wellness day, konsultasi psikologi wajib setiap semester, hingga pelatihan deteksi dini gangguan mental. Indonesia juga diharapkan bisa meniru langkah-langkah tersebut.

    Baca juga:  Pengumuman Polri Hari Ini Resmi Dirilis Lengkap Jadwal Hasil Seleksi dan Tahapan Berikutnya

    Upaya Preventif yang Bisa Diterapkan

    Beberapa hal yang bisa dilakukan termasuk penyuluhan kesehatan mental, kampanye anti-stigma, forum diskusi terbuka, dan layanan psikologi yang mudah diakses dan tidak birokratis. Langkah ini penting untuk mencegah kasus dosen UNM gantung diri terulang di masa depan.

    FAQ Seputar Kasus Dosen UNM Gantung Diri

    Siapa dosen UNM yang gantung diri di Makassar?
    Identitas lengkap dirahasiakan demi privasi, namun ia adalah dosen di UNM yang ditemukan tewas tergantung di depan kampus Poltekkes.

    Apa penyebab pasti kasus ini?
    Penyebab masih diselidiki. Polisi belum menetapkan motif pasti dan menunggu hasil autopsi serta analisis psikologis.

    Apakah ada tanda-tanda sebelum kejadian?
    Tidak ada tanda mencolok yang terlihat oleh rekan kerja atau mahasiswa, korban dikenal aktif dan ramah.

    Apa yang dilakukan kampus setelah kejadian ini?
    UNM menyatakan duka mendalam, mengadakan doa bersama, serta menyediakan layanan psikologis untuk civitas akademika.

    Apa yang bisa kita pelajari dari kasus ini?
    Kesehatan mental harus jadi perhatian utama, terutama di lingkungan akademik yang memiliki tekanan tinggi.

    Kesimpulan

    Kasus dosen UNM gantung diri menjadi peristiwa menyedihkan yang mengingatkan kita akan pentingnya kepedulian terhadap kondisi mental orang-orang di sekitar kita. Meski korban dikenal ceria dan ramah, ternyata hal tersebut tidak menjamin bahwa seseorang bebas dari tekanan batin.

    Peristiwa ini membuka mata kita akan pentingnya menciptakan lingkungan kampus yang lebih empatik dan terbuka terhadap isu kesehatan mental. Dukungan psikologis, ruang dialog, dan sistem deteksi dini harus menjadi prioritas. Semoga kejadian ini menjadi pelajaran dan dorongan bagi semua pihak untuk lebih peduli dan tanggap terhadap sesama.

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here

    Latest News

    Daftar BSU Kemnaker Go Id Panduan Lengkap Cek Penerima dan Login 2025

    Di pertengahan tahun 2025, pencairan Bantuan Subsidi Upah (BSU) kembali dibuka untuk para pekerja yang terdampak kondisi ekonomi nasional....

    More Articles Like This